Sabtu, 19 Januari 2013

MASA KEEMASAN INTER MILAN





 SPESIAL CLASSIC'' INTER MILAN 1960'AN MASA KEEMASAN INTER MILAN''
oleh internazionale milan fc pada 24 Agustus 2011 pukul 2:49 ·
SETELAH delapan tahun sejak 1954 tenggelam tanpa gelar, Inter Milan kembali bangkit di era 1960-an. Kebangkitannya tak main-main. "I Nerazzurri" membawa gaya sepak bola baru. Bertahan dan mengandalkan serangan balik. Gaya yang disebut catenaccio itu bagai badai yang melibas lawan-lawannya. Gelar lokal dan internasional pun langsung diborong.

Bayangkan, hanya dalam empat tahun (1962-1966), "I Nerazzurri" meraup tujuh gelar bergengsi. Di liga lokal, mereka merebut tiga Scudetti (1962-1963, 1964-1965, 1965-1966). Sukses di musim 1965-1966 itu menandai Scudetti ke-10. Artinya, Inter menjadi klub ketiga di Italia yang berhak menyandang tanda bintang emas di kostumnya, setelah Juventus dan AC Milan.

Itu baru gelar lokal. Di tingkat internasional, Inter juga menggila. Di final Piala Champions (sekarang Liga Champions) 1963-1964, Inter mengakhiri hegemoni Real Madrid. Pada partai final di Stadion Prater, Wina (Austria), Sandro Mazzola dkk menghabisi "El Real" 3-1.

Itu gelar internasional pertama Inter sepanjang sejarah. Hebatnya, sukses itu terulang kembali semusim berikutnya. Kali ini, Inter mengalahkan Benfica di partai final Piala Champions. Pada pertandingan di Stadion San Siro itu, Inter menang 1-0 berkat gol Jair menit ke-42.

Sebagai juara Liga Champions, Inter berhak tampil di Piala Interkontinental. Hebatnya, di turnamen itu tahun 1964 dan 1965, Inter tampil sebagai juara. Keduanya lawan Independiente (Argentina).

Itu menjadi masa keemasan Inter dan tak pernah terulang kembali. Saking hebatnya Inter, mereka ditakuti lawan-lawannya, baik di dalam, maupun di luar negeri. Bahkan mereka mendapat julukan baru: "La Grande Inter". Artinya, "The Great Inter" atau "Inter yang Hebat".

Sukses tersebut tak lepas dari dua tokoh penting. Presiden Angelo Moratti (ayah Massimo Moratti) dan pelatih Helenio Herrera. Pada musim 1961-1962, Moratti mengontrak Herrera yang sebelumnya sukses membawa Barcelona juara Divisi Primera La Liga dua kali.

Herrera langsung menggeber revolusi. Dia melakukan kreasi sistem permainan defensif dan mengandalkan serangan balik. Sistem yang kemudian disebut catenaccio atau pertahanan gerendel itu membuat Inter sulit ditaklukkan. Permainannya memang kurang atraktif, tapi sangat efektif.

Gaya itu juga didukung materi pemain yang baik. Di bawah mistar ada Sarti. Di belakang, ada Burgnich yang sering bertindak sebagai sweeper (syarat mutlak catenaccio). Nama-nama lain yang besar adalah Facchetti, Bedin, Guarneri, Picchi, Jair, Mazzola, Milani, Suarez, dan Corso.

“Tak ada masa paling indah buat Inter, kecuali masa kepemimpinan bapak saya (Angelo Moratti) dan kepelatihan Helenio Herrera. Herrera memberikan dedikasi luar biasa. Dia tak hanya membuat bapak saya bahagia, tapi juga seluruh tifosi Inter,” jelas Massimo Morrati, mantan presiden Inter.

“Kami benar-benar menjadi profesional dan disiplin. Bahkan, soal diet pun kami lakukan dengan ketat demi menjaga kualitas permainan kami,” kenang striker Inter masa 1960-an, Sandro Mazzola.

FAKTOR EKONOMI
Berkat sukses Inter tersebut, demam catenaccio mewabah di Italia. Beberapa klub mengikuti gaya permainan Herrera. Tak hanya itu, Timnas Italia pun ikut-ikutan memakainya. Bahkan, sampai kini gaya permainan bertahan itu masih kental dalam sepak bola Italia, meski banyak variasinya. Tak lagi murni catenaccio.

Kesuksesan catenaccio itu bahkan disebut sebagai bagian dari budaya Italia. Dalam buku History of Italian Football, Antonio Papa dan Guido Panico mengatakan, “Itulah kekhasan sepak bola Italia. Catenaccio sudah menjadi ekspresi kultural sepak bola Italia.”

Itu dari segi teknis. Catenaccio memang terbukti membawa kebesaran Inter. Namun, sebenarnya ada kondisi lain yang juga ikut memengaruhi kesuksesan "I Nerazzurri" merengkuh masa keemasannya. Faktor itu tak lain adalah keadaan ekonomi Italia.

Sejarawan dari University College (London), Simon Martin, berpendapat, keajaiban ekonomi di Italia ikut memengaruhi kesuksesan sepak bola, terutama Inter Milan. Pasca-Perang Dunia II, Italia sukses melakukan penyembuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi mencapai 6 persen per tahun antara tahun 1951 dan 1958. Setelah itu cenderung meningkat.

“Maka, bisa dikatakan, sukses catenaccio yang dibawa Inter Milan pada era 1960-an tak lepas dari pengaruh positif keajaiban ekonomi yang terjadi di Italia,” jelas Simon Martin.

Dengan ekonomi yang mapan, kata Martin, orang-orang Italia lebih baik dalam hal gizi. Stamina mereka juga di atas rata-rata. Masyarakat juga bisa membelanjakan uangnya lebih banyak buat olahraga. Ini ada korelasi dengan sepak bola. Sebelum terjadi perbaikan ekonomi, sepak bola Italia melempem. Mereka selalu gagal di penyisihan grup Piala Dunia dari tahun 1950 sampai 1962.

Karena ekonomi pula, Inter bisa mengelola timnya lebih baik. Mereka mampu membeli pemain berbakat, seperti Lusite Suarez dan Jairinho. Selain itu, Inter juga mampu mengorganisasi tifosi dalam jumlah banyak.

Pada final Piala Champions 1963-1964, pejabat Inter mengorganisasi 30.000 Interisti ke Stadion Prater (Austria). Mereka didatangkan untuk mendukung Inter tampil di final lawan Real Madrid. Hasilnya, Inter menghajar Madrid 3-1.

Perkawinan perbaikan ekonomi dan revolusi catenaccio itu menjadi kunci sukses Inter meraih masa keemasannya. Mengangkangi liga lokal dan internasional. (Hery Prasetyo)

Fakta Inter 1960-an
Pelatih : Helenio Herrera.
Skuad : Sarti, Burgnich, Facchetti, Bedin, Guarneri, Picchi, Jair, Milani, Suarez, Corso, Mazzola.
Prestasi : Scudetto (1962-1963, 1964-1965, 1965-1966), Liga Champions (1963-1964, 1964-1965), Piala Interkontinental (1964, 1965).

Revolusi Catenaccio
Sistem permainan catenaccio atau sering disebut pertahanan gerendel, mensyaratkan seorang sweeper. Dia berdiri di depan kiper dan di belakang empat atau 3 bek. Tugasnya menutup lubang pertahanan.

Dengan sistem itu, serangan balik sangat ditekankan. Biasanya dari wing back atau dari tengah. Umpan jarak jauh yang akurat sangat dibutuhkan. Embrio catenaccio diciptakan oleh Karl Rappan, orang Austria yang melatih Timnas Swiss pada 1937-1938.

Gaya sepak bola itu ampuh. Jerman dan Inggris dikalahkan Swiss. Oleh Helenio Herrera, sistem itu dikembangkan. Polanya terkadang 5-3-2, 1-4-3-2, atau 4-2-4. Bedanya, sweeper tak hanya bertahan di belakang para bek, tapi juga menempel pemain lawan yang berbahaya. Terkadang ikut membantu serangan. (*)

Inter 1960-an
Pola: 1-4-3-2

---------------------------Sarti (kiper)
---------------------------Burgnich (A)
-----Picchi (B)-------Bedin-------Guarneri------- Facchetti (B)
--------------Jair (C)------Suarez (C)------Milani (C)
------------------Corso (D)------ Mazzola (D)

A: Burgnich berfungsi sebagai sweeper. Dia mengawasi dan menempel pemain paling berbahaya, juga menutup lubang pertahanan. Terkadang, dia muncul tiba-tiba untuk membantu serangan. Peran ini sering bergantian dengan Facchetti.
B: Picchi dan Facchetti sebagai aktif naik-turun membantu serangan dan pertahanan. Mereka punya lari yang cepat. Khusus Facchetti, dia juga punya naluri mencetak gol.
C: Tiga gelandang ini harus punya passing yang baik. Terutama umpan panjang yang akurat sebab catenaccio didominasi serangan balik yang cepat. Suarez paling ahli. Dia bahkan disebut otak permainan Inter. Umpannya akurat, pun punya naluri mencetak gol.
D: Corso dan Mazzola striker yang selalu siap menerima umpan panjang. Mereka cepat memburu bola dan menyelesaikannya menjadi gol.*

FORZA INTER


KESUKSESAN SEBUAH KLUB TIDAK HANYA DITENTUKAN DARI MATERI PEMAIN, PELATIH TOP YANG MEMEGANG 

15 PEMAIN YANG GAGAL MEMBERIKAN GELAR BAGI INTERMILAN 



TONGKAT KOMANDO ATAU UANG YANG BANYAK. SEBAGAI KLUB TERPANDANG DAN MEMILIKI CATATAN SEJARAH YANG MENGAGUMKAN, INTER MILAN PERNAH MENJALANI MASA-MASA SULIT DI ERA 1990-AN HINGGA PERTENGAHAN 2000-AN. PADAHAL SAAT ITU INTER PERNAH DILATIH SECARA BERGANTIAN OLEH BELASAN PELATIH DENGAN CATATAN PRESTASI BAGUS DAN DIPERKUAT PEMAIN-PEMAIN DENGAN KEMAMPUAN HEBAT. KAMI AJAK ANDA UNTUK MENGENANG PEMAIN-PEMAIN HEBAT DUNIA YANG PERNAH BERMAIN DI INTER MILAN, TAPI GAGAL MEMBERIKAN SUMBANGAN YANG TERBAIK. SIAPA SAJA MEREKA?


1. Christian 'Bobo' Vieri
Adalah salah satu penyerang hebat dunia yang pernah merumput di stadion Giuseppe Meazza. Inter Milan juga menjadi klub yang paling lama dibela Vieri dibanding klub lain (mulai 1999-2005). Sayangnya pemain kelahiran Bologna, 12 Juli 1973 itu tidak menyumbangkan trofi bergengsi selama enam tahun membela Nerazzuri. Vieri pernah berduet bersama Ronaldo. Saat itu duet 'Ro-Bo' (singkatan Ronaldo-'Bobo' Vieri) sempat diprediksi menjadi duet yang mematikan, sayangnya prediksi tersebut meleset.

2. Luis Nazario De Lima atau Ronaldo
http://1.bp.blogspot.com/-MivxNHEuUew/ThlZh5a-qsI/AAAAAAAAACE/DeGI6Gsl4rw/s1600/ronaldo-Real.jpg
Salah satu penyerang terhebat Brasil, Luis Nazario De Lima atau Ronaldo sukser bersama Barcelona Ronaldo dibeli Inter Milan, sayangnya cedera lutut kambuhan membuat Ronaldo jarang tampil. Ronaldo berkostum Inter Milan sejak 1997-2002, namun menjelang Piala Dunia 2002, Inter menjual pemain kelahiran 22 September 1976 itu ke Real Madrid. Ronaldo sukses membatu Brazil juara dunia 2002 di Korea Selatan-Jepang. Ia menjadi pencetak gol terbanyak dengan catatan delapan gol. Ronaldo membuat 15 gol di tiga Piala Dunia (1998:4, 2002:8, 2006:3).

3. Roberto Baggio
http://www.vaxgelli.it/wp-content/uploads/2011/05/baggio.jpg
Sukses di Juventus dan AC Milan, Roberto Baggio berlabuh di Inter Milan. Sayang cedera kambuhan dan persaingan lini depan La Beneamata membuat karier Bagio redup. Padahal sebelum pindah ke Inter, Baggio adalah inspirasi Bologna. Roberto Baggio membela Inter mulai 1998-2000 dengan catatan sembilan gol dari 41 penampilan. Baggio menjadi salah satu penendang yang gagal dalam babak adu pinalti.
4. Ivan Zamorano
http://i.dailymail.co.uk/i/pix/2008/10/06/article-0-001A24C800000258-870_468x440.jpg
Salah satu penyerang hebat berasal dari Cili. Zamorano membela Inter mulai 1996 hingga 2000 dengan catatan 27 gol dari 102 penampilan. Sebelum membela Inter, Zamorano sukses bersama Real Madrid (1992-1996). Ia menjadi top skor La Liga di musim 1994/1995 dengan jumlah 27 gol.

5. Gabriel Omar Batistuta

http://2.bp.blogspot.com/-MADFu_j1Ny4/TWpV1NKhXlI/AAAAAAAAAB8/r2uVNJHi4Pw/s1600/batistuta.jpg
Batistuta adalah penyerang hebat yang pernah dimiliki oleh Argentina setelah Mario Kempes dan Diego Maradona. Batistuta berkostum Inter Milan pada pertengahan musim 2002-2003 dengan status pinjaman dari AS Roma. Di Inter Batistuta hanya membuat 2 gol dari 12 pertandingan. Padahal selama membela AS Roma (2000-2003), Batistuta mencetak 30 gol dari 63 pertandingan dan membantu Serigala Roma menjadi Scudetto di akhir musim 2000-2001. Di Fiorentina, Batistuta membuat 168 gol dari 269 laga (1991-2000).  


  6. Roberto Carlos
 http://qoo6.com/data_images/roberto-carlos/roberto-carlos-09.jpg
Bek kiri yang memiliki lari kencang dan tendangan geledek, namun Carlos benar-benar gagal saat berkostum Inter Milan (1995-1996). Roberto Carlos lalu pindah ke Real Madrid (1996-2007) dan meraih berbagai trofi juara lokal hingga level internasional.

7. Hakan Sukur
 http://www.nkfu.com/wp-content/uploads/2010/07/hakan-sukur-1.jpg
Hakan Sukur penyerang hebat yang pernah dilahirkan Turki. Sukur membela Inter di musim 2000/2001 dan mencetak lima gol dari 24 pertandingan. Hakan Sukur membela tim nasional Turki sejak 1992 hingga 2007 dengan catatan 112 caps dan 51 gol.

8. Clearence Seedorf
http://static.inilah.com/data/berita/foto/1100172.jpg
Salah satu produk akademi Ajax Amsterdam yang sukses. Sayangnya Clearence Seedorf tidak menunjukkan sinarnya di Real Madrid (1996-1999) dan di Inter Milan (1999-2002). Namun Seedorf sukses besar bersama musuh Inter, AC Milan. Gelar Scudetto hingga Liga Champions diraih Seedorf bersama Milan.

9. Andrea Pirlo
 http://images.paraorkut.com/img/soccer/images/a/andrea_pirlo-45.jpg
Potensi Andrea Pirlo tidak digali dengan maksimal di Inter Milan. Selama membela La Beneamata (1998-2001), Pirlo lebih sering dimainkan di posisi penyerang lubang dan bolak-balik dipinjamkan ke Brescia. ini membuat karier Pirlo suram di Inter. Bersama AC Milan (2001-2011), Pirlo ditempatkan di posisi gelandang jangkar. Dan racikan Carlo Ancelotti ini terbukti sukses. Pirlo ikut membantu Milan meraih gelar Scudetto dan Liga Champions.

10. Robbie Keane
http://www1.pictures.gi.zimbio.com/Tottenham+Hotspur+v+West+Ham+United+Premier+o_cQpzrY5Mdl.jpg
Nasib pesepakbola satu ini lebih tragis di Inter Milan. Keane hanya memperkuat Inter selama setengah musim di edisi 2000-2001. Keane sukses bersama Tottenham Hotspur (2002-2008) dengan catatan 197 penampilan dan 82 gol.


11. Nwankwo Kanu
http://wallpapers99.com/images/wallpaper/800x600/Nwankwo%20Kanu_28017.jpg
Sempat disebut-sebut sebagai penyerang berbakat dari benua Afrika. Pemain asal Nigeria ini membela Inter Milan sejak 1996-1999. Sayangnya Kanu memiliki masalah di jantungnya dan pernah menjalani operasi. Kanu cuma menyumbang satu gol dari 12 penampilannya bersama Inter. Tapi Kanu menjadi salah satu pilar Arsenal. Bersama The Gunners (1999-2004) Kanu mencetak 30 gol dari 119 penampilan dan ikut merasakan beberapa gelar juara.

12. Dennis Bergkamp
http://the100.ru/images/football/id1312/dennis-bergkamp-football-2624.jpg
Adalah penyerang hebat Belanda pasca era marco Van Basten. sukses bersama Ajax Amsterdam (1986-1993) dengan raihan 103 gol dari 185 laga, Bergkamp tidak terlalu menonjol di Inter Milan (1993-1995). Ia hanya menyumbangkan 11 gol dari 52 laga bersama Nerazzuri. Tetapi Bergkamp adalah aktor penting kesuksesan Arsenal (1995-2006) dan timnas Belanda di Piala Dunia 1998.

13. Paul Ince
http://www.fanfootball.co.uk/images/paul-ince-liverpool1.jpg
Salah satu gelandang Inggris yang berkarier di Serie A. Bersama Paul Gascoigne, Ince menjajal kerasnya sepak bola Italia. Jika Gascoigne lumayan sukses bersama Lazio, Ince benar-benar redup di Inter Milan (1995-1997). Tapi Ince lumayan bersinar bersama Liverpool (1997-1999) dan sempat menjadi Kapten The Reds.

14. Youri Djorkaeff
http://1.bp.blogspot.com/-e3fqa12uHQI/TdQlDns8QEI/AAAAAAAAEzU/1ijz-xa9cps/s1600/Youri%2BDjorkaeff.jpg
Adalah motor serangan Inter Milan (1996-1999) dengan catatan gol 30 dari 87 laga. Sayangnya Djorkaeff hanya menyumbang satu trofi EUFA Cup 1998. Padahal Youri Djorkaeff bersama tim nasional Perancis berhasil menjadi juara dunia 1998 dan juara Eropa 2000. Kerjasamanya bersama Zinedine Zidane, Didier Deschamps dan Emanuel Petit menjadikan lini tengah The Blues adalah yang tersolid di dunia pada era akhir 90-an sampai awal 2000-an.

15. Fabio Cannavaro

http://www.gelorabungkarno.co.id/wp-content/uploads/2012/01/cannavaro.jpg
Adalah salah satu bek modern terbaik Italia bahkan dunia. Namun kariernya di Inter Milan tidak bersinar. Ia membela Inter sejak 2002-2004. Cannavaro adalah Kapten tim nasional Italia di Piala dunia 2006. Gli Azzuri lalu menjadi juara dunia untuk keempat kalinya


Sumber : http://www.surgaberita.com/2012/02/15-pemain-hebat-yang-gagal-di-inter.html#ixzz2ISkbvrI4

FORZA INTER



7 Pemain Terkenal yang Pernah Membela Inter Milan



1. Giuseppe Meazza


Dia ini orang asli Milan. Pemain yang lahir tanggal 23 Agustus 1910 ini adalah salah satu pemain timnas Italia yang hidup di era rezim Benito Mussolini. Dia merasakan bagaimana ancaman pemimpin fasis itu kepada timnas Italia pada World Cup 1938 untuk menjuarai turnamen itu kalo tidak mau dibunuh. Milanisti atau Interisti tau betul nama ini. Tau betul bagaimana cara mengucapkan namanya dengan benar karena namanya kini diabadikan menjadi nama stadion yang berdiri kokoh di kota Milan.

Milanisti dan Interisti juga mungkin tau dia pernah membela dua klub ini, tetapi sedikit yang tau dia pernah membela Juventus. Setelah dari musim 1927 hingga 1940 membela Inter dengan 348 caps dan 245 gol (termasuk saat gol ketika serie A belum ada, dimana kompetisi dibagi menjadi dua wilayah: Italia Utara dan selatan) serta membela Milan musim 1940–1942 dengan 37 serta cuma mencetak 9 gol, pemain yang hobinya bermalam di tempat prostitusi sebelum hari pertandingan ini berlabuh di Juventus. Disana ia bermain 27 kali dan mencetak sepuluh gol.

Meazza, sampai saat ini, masih memegang sebuah rekor di Italia. Rekor pemain yang mencetak gol terbanyak pada debutnya. 31 gol. Bersama Inter ia memenangkan 3 kali kejuaraan Nasional (1930, 1938 dan 1940) dan menjadi runner-up pada 1933, 1934, 1935; Piala Italia pada tahun 1939 dan juga menjadi top skorer sebanyak 3 kali (1930, 1937, 1938), walau sebelum Serie A pada tahun 1929 ia juga pernah menjadi top skorer.

Meazza memang dikenal sebagai ikon Inter, tapi pada akhirnya dia tetap pergi. Ke Milan. Ke Juventus. Ke beberapa klub lain juga sampai akhirnya kembali ke Inter Milan musim 1946/1947. Dia meninggal 21 Agustus 1979 setelah dalam hidupnya berhasil mencetak 33 gol bagi Timnas Italia.
 
2. Andrea Pirlo
Sejak tahun 2001 sampai 2011 ia loyal membela Milan. Tampil 284 kali dan mencetak 34 gol. Terhitung banyak mengingat dia beroperasi di tengah dan sebagai pengatur serangan Milan. Sayang sekali karena kerap dibekap cedera, Allegri tak keberatan melepasnya ke Juentus musim ini.

Pirlo memang terkenal di Milan tapi tahukah Anda kalo dia pernah membela seteru abadi Milan, Inter?. Ya dia pernah membela Inter musim 1998 sampai 2001 dimana dua musim diantaranya dia dipinjamkan ke Reggina dan klub yang ia bela pertama kali sebelum di Inter: Brescia.

Pemain yang kini berumur 32 tahun itu bersama Milan telah memenangkan 2 titel Scudetto, 2 titel Liga Champions dan 1 titel Piala Dunia Antar Klub. Untuk kariernya di tim nasional Italia, ia telah bermain di ajang Euro 2004, memenangkan medali perunggu pada ajang Olimpiade tahun 2004, dan menjadi juara di Piala Dunia 2006.

Saat ini pirlo masih bermain di Juventus, dan menjadi salah satu pemain starter yang dapat diandalkan.

3. Roberto Baggio
Dia diingat karena gagal menendang penalti saat Italia bersua Brasil di final piala dunia 1994 di Amerika Serikat, padahal sebelumnya dia sangat dipuja publik Italia. Pemain ini dikenal dengan ciri khasnya yaitu punya kuncir kuda. Iya membela juventus musim 1990-1995, AC Milan musim 1995-1997, serta Internazionale Milano musim 1998-2000. Sepanjang karirnya ia mencetak 215 gol di Seri A, 318 gol dalam seluruh karirnya, 9 gol di Piala Dunia (Italia 1990, AS 1994, Perancis 1998), dan 27 gol di timnas Italia.

Dia meraih penghargaan sebagai Pemain Terbaik FIFA pada tahun 1993. Dia merupakan pemain terbaik Italia saat membela timnya di Piala Dunia FIFA 1994. Hasil terbaiknya ialah runner-up timnas Italia pada Piala Dunia 1994. Ia mengakhiri karir serie A nya di klub asal Emilia Romagna, Bologna. Kota dekat Maranello, markas besar Scuderia Ferrari.
 
  
4. Edgar Davids

Edgar Steven Davids (lahir di Paramaribo, Suriname, 13 Maret 1973; umur 39 tahun) adalah seorang pemain sepak bola asal Belanda yang telah pensiun dan kini menjabat anggota dewan supervisor klub Ajax Amsterdam di Liga Utama Belanda. Siapa Juventini yang tak tau dia? 'Badak' asal Suriname yang kalo main memakai kacamata hitam khusus karena ia mengidap glukoma mata ini bermain untuk si Nyonya tua musim 1997 hingga 2004 dengan mencetak sepuluh gol. Sebelumnya ia membela Milan semusim yaitu musim 1996-1997 dengan satu gol, lalu menyeberang ke Inter pada tahun 2004-2005. Davids kembali memperkuat klub Crystal Palace pada tahun 2010 dalam periode yang singkat sebelum pensiun pada umur 37.
 
 
 
 
5. Patrick Vieira

Patrick Vieira (lahir di Dakar, Senegal, 23 Juni 1976; umur 35 tahun) adalah gelandang tim nasional sepak bola Perancis yang bertinggi badan 191 cm ini dikenal karena sukses memimpin Arsenal. Dia berhasil mengangkat trofi Piala Dunia. Dia juga berhasil memenangkan Piala Eropa.

Dia membela AC Milan musim 1995-1996 dengan hanya mencetak satu gol dan memainkan hanya 2 partai, lalu menghabiskan masa-masa indah karirnya bersama Arsenal, sampai akhirnya ke Juventus musim 2005-2006 dimana dia mencetak enam gol dari 35 caps dan membawa Juve juara Serie A. setelah itu pindah ke Inter Milan 2006-2010.
  
6.Christian Vieri
 
Christian Vieri (lahir di Bologna, Italia, 12 Juli 1973; umur 38 tahun) adalah mantan seorang pemain sepak bola asal Italia. Ia berposisi sebagai penyerang. Kalo kita buka Wikipedia dan liat daftar klub yang dibela Vieri maka kita akan temukan dia membela hampir lima belas klub. Gile gan, Empat belas lebih tepatnya. 
 
 

Mulai dari Torino musim 1991-1992 sampai Atalanta musim 2008-2009. Di antara ke empat belas klub itu terseliplah tiga nama: Juventus (musim 1996-1997, 23 main dan 8 gol), Inter Milan (musim 1999-2005, 144 caps dan 103 gol), dan AC Milan (musim 2005-2006, 8 caps, 1 gol)

Terlihat saat membela Inter dia mencetak banyak gol. Tak heran jika dirinya waktu itu identik dengan Inter dan Inter tak bisa jauh-jauh dari dirinya.

Vieri telah dipanggil ke tim nasional Italia sejak tahun 1997. Ia memperkuat Italia di ajang Piala Dunia 1998 dan 2002 serta Piala Eropa 2004. Meskipun lahir di Italia, Vieri dibesarkan di Sydney, Australia dan bahkan menyebut bahwa pahlawan olahraga terbaiknya adalah Allan Border, seorang pemain kriket. Adiknya, Max Vieri pernah memperkuat Australia pada tahun 2004.

  
 
7. Zlatan Ibrahimovic

Zlatan Ibrahimovi? (lahir di Malmo, Skane lan, Swedia, 3 Oktober 1981; umur 30 tahun). Posisinya adalah penyerang. Ia berdarah Bosnia dan Kroasia dan telah memperkuat tim nasional Swedia di ajang Piala Dunia 2002 dan 2006 dan Piala Eropa 2004.

Ibra membela Juve musim 2004-2006. Main 69 kali dan mencetak 23 gol. Sayang seribu sayang Juve terkena kasus Calciopoli. Ibra pun tanpa dosa meninggalkan Juve yang ia beri scudetto dua kali itu. Fans Juve pun banyak yang tak terima. Tak terima karena ia bukan hanya pergi dari Delle Alpi, melainkan juga karena dia pergi untuk bergabung dengan pasukan biru hitam Moratti yang notabene-nya musuh Juve.

Bersama Inter ia main 88 kali dan mencetak lebih banyak gol daripada yang ia cetak waktu di Juve, yaitu 57 gol. Inter pun ia beri Scudetto. Tak tanggung-tanggung, tiga kali berurutan. Setelah itu ia hijrah ke barcelona.

Disebabkan oleh ketidakcocokannya dengan sang entrenador Pep Guardiola, ia keluar dari Barca di musim 2010 untuk bergabung dengan milan pada tahun 2010 hingga saat ini. Dan ibra pun sudah memberikan 1 gelar scudetto dan 1 gelar super copa itali untuk milan.

 

 
 IBRAKADABRA